Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 13:20:20【Tempat Makan】919 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(8675)
Sebelumnya: Kiat merawat kompor di rumah agar awet
Selanjutnya: Riset IHATEC: Kehalalan produk jadi pertimbangan utama konsumen
Artikel Terkait
- SPPG Meruya Selatan akui adanya uji organoleptik menu pradistribusi
- Masjid Huangcheng, cerita panjang toleransi beragama di Chengdu
- Tersedak bisa berbahaya, ini cara pertolongan pertama yang tepat
- Prabowo: Dari 1,4 miliar porsi, MBG sukses 99,99 persen tanpa keracunan
- Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
- Tim Rescue TNGR bersihkan sampah di tebing curam Gunung Rinjani
- PBB catat peningkatan kecepatan pengiriman bantuan di Gaza
- Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan
- Panduan mudah memelihara lobster air tawar untuk pemula
- Perpres Tata Kelola MBG tetapkan larangan masak sebelum pukul 12 malam
Resep Populer
Rekomendasi

China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka

Apa itu perayaan Diwali yang disebut dengan Festival Cahaya?

TNI AL benarkan satu pecatan prajurit terlibat penyekapan di Tangsel

Masjid Huangcheng, cerita panjang toleransi beragama di Chengdu

IHSG BEI menguat seiring stabilitas ekonomi domestik

Populer, menteri tiga kali ditegur Prabowo dan Museum Louvre ditutup

Menikmati gemerlap cahaya Guangzhou dari kapal di Sungai Mutiara

DPRD Kendari